Rabu, 09 Desember 2015

MY EXPERIENCE

AL-UMRITI IS FANTASTIC


Aku biasa dipanggil Hani. Aku tinggal disalah satu pondok didaerah Payaman. Adalah Romo Agung namanya. Disitulah aku memulai peluanganku. Petualangan yang tak akan pernah aku lupakan seumur hidupku. Usiaku menginjak  17 tahun. Kata orang, usia segitu adalah usia yang tepat untuk mencari jati diri. Aku mempunyai 9 teman yang sangat care denganku. Yaa..! Tim Sukses. Itulah sebutan bagi para insan yang sedang naik daun ini, haha. Memang  kedengarannya aneh, tapi merekalah yang sampai sekarang ini menjadi sahabat terbaikku. Persahabatan  yang tak kenal lelah, selalu melakukan hal-hal yang aneh. Tetapi selalu ada kekompakan yang terselip disini. Dari sinilah aku akan menceritakan pengalamanku selama 3 tahun terakhir.
 Three years ago, cieah! Atau tepatnya 3 tahun yang lalu. Aku lulus SMP dengan nilai yang tak begitu memuaskan, menurutku. Aku memutuskan untuk meneruskan sekolahku ke jenjang  SMA. Setelah musyawarah antara aku dengan orangtuaku, akhirnya aku harus menerima sebuah keputusan. Yaitu, aku harus mengikuti jejak kakakku yang kedua. Bersekolah disuatu madrasah negeri yang ada di kota Magelang sambil menimba ilmu agama disuatu pondok kecil bernama Romo Agung. Awalnya , aku sedikit mengelak dengan adanya keputusan sekolah sambil mengaji. Tapi, apa boleh buat. Aku tak bisa menolak keputusan orangtuaku, karena ridho orangtua adalah ridho Allah juga.
Pada tanggal 7 juli, aku bersiap-siap untuk berangkat kepondok. Aku berpamitan dengan saudara-saudara dari orangtuaku,lalu aku berangkat pada sore hari diantar oleh kedua orangtuaku serta kakak-kakakku. Akhirnya aku sampai dipondok. Setelah beberapa menit orangtuaku berbincang-bincang dengan pengasuh pondok, akhirnya aku ditinggal sendiri dalam pondok itu. Sambil berlinangan air mata, aku meminta do’a restu kepada orangtuaku. Saat aku masuk ke dalam pondok, aku merasa takut dengan senior-senior yang ada ditempat itu. Setelah seminggu, aku sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan baruku. Aku berada dikelas Jurumiyah Awwal karena aku anak baru. Dalam kelas itu terdapat 17 anak. Akhirnya kita saling berkenalan satu sama lain.
Setelah berjalan beberapa bulan, aku sudah mengenal teman-temanku. Setiap hari aku belajar mengaji ilmu agama. Mulai dari fiqih, nahwu, shorof, Al-qur’an dan lain-lain. Suatu ketika kita berbeda pendapat, lalu terjadilah pertengkaran. Sampai akhirnya kita dilerai oleh kakak-kakak kelas, dengan berat hati kita saling bermaaf-maafan. Hari-hari telah terlewati, pertengkaranpun mulai mereda. Tetapi ada satu keganjalan, salah satu dari kita ada yang keluar dari pondok. Kita tinggal berenambelas.
Waktu terus berjalan, aku memasuki tahun kedua di pondok ini. Aku naik ke kelas Jurumiyah Tsani, dikelas itu aku di ampu oleh seorang ustadz yang gokil. Hari-hari kita diisi dengan canda tawa yang mengasyikkan. Hingga pada akhirnya, kita berpisah dengan si ustadz yang gokil. Saat perpisahan, kita memberikan sedikit kenang-kenangan untuknya. Tak bagus sih, tapi itu cukup mengesankan. Lalu si ustadz gokilpun membalasnya dengan menyanyikan sebuah lagu yang berjudul Kisah Klasik Untuk Masa Depan yang dipopulerkan oleh Sheila On Seven.
Saat memasuki tahun ketiga, kita kehilangan 6 teman sekaligus. Mereka keluar dari pondok karena mungkin mereka bosan dengan kehidupan mereka. Akhirnya tinggal kita bersepuluh di kelas yang fantastic ini. Al-umriti namanya. Dikelas inilah aku menemukan orang orang yang sangat aneh. Ya!! Merekalah sahabat-sahabatku tercinta. Saling melengkapi satu sama lain. Tak pernah sebelumnya aku menemukan sahabat seperti mereka. Dalam kelas ini kita diampu dengan ustadz baru, ustadz yang satu ini beda dengan yang dulu. Dia simple, gak ribet tapi kecerdasannya mampu membuatnya terlihat berwibawa. Dalam kelas ini kita merasa tersiksa, karena hari-harinya langka dengan canda tawa. Kita merasa bosan dengan keadaan kita yang baru. Keadaan dimana kita harus menghadapi pertanyaan pertanyaan yang begitu banyak dan memburu. Hilang satu tumbuh seribu. Ya ! itulah kata yang biasa kita ucapkan. Karena setiap pertanyaan yang sudah dijawab pasti tumbuh lagi pertanyaan pertanyaan yang sangat banyak.
Waktu terus saja berjalan dengan santainya. Hingga suatu ketika kita menemukan hari yang begitu menyenangkan. Hari dimana kita bisa saling tertawa dengan si ustadz yang misterius itu. Haha, mungkin dia lelah dengan hari harinya yang boring dan terlalu serius. Sampai akhirnya si ustadz itupun berkata bahwa dia juga bosan dengan keadaannya. Akhirnya kitapun belajar dengan asyik setiap harinya. Sedikit demi sedikit, kita mulai mengerti dan memahami pelajarannya.
Suatu malam yang begitu sejuk, kami berkumpul dihalaman pondok dengan ditemani gemerlap bintang yang berkelip riang. Suasananya begitu tenang. Salah satu dari kita ada yang diam diam membuat surat perjanjian. Perjanjian untuk selalu bersama-sama selama setahun kedepan, sampai kita lulus. Lalu, kita disuruh mendandatangani surat tersebut tanpa kita ketahui apa isinya. Kita menurut saja, karena kita pikir itu hanya lelucon saja. Ternyata eh ternyata itu bukan lelucon. Kita pasrah saja karena kita sudah menandatanganinya. Setelah kita semua menyetujuinya, kita memasukan surat perjanjian itu kedalam sebuah botol, lalu botol itu kita gantung diatas pohon yang tak begitu tinggi. Memang itu terlihat bodoh, norak atau apalah yang orang katakan. Tapi itu adalah lambang kesetiaan dari persahabatan kita. Setiap kali aku memandang botol itu, aku selalu merasa bahagia dan bangga memiliki mereka. Seakan dunia ingin aku hentikan setiap saat yang aku inginkan.
Suatu ketika kita dikejutkan dengan mimpi dari salah satu diantara kami. Yaitu, ia bermimpi bahwa botol yang menjadi lambang kesetiaan kita itu seketika terjatuh. Mendengar itu, kita mulai khawatir jika terjadi hal-hal yang tak kita inginkan. Entah itu permusuhan atau perpecahan yang terjadi. Tapi kita selalu optimis bahwa persahabatan kita ini tak akan pecah. Persahabatan ini akan selalu aku kenang selama hidupku. Semoga Allah selalu memberkati kita. finish
Itu ceritaku... apa ceritamu ??hehe

2 komentar:

  1. bagus sekali ceritamu,,,persahabatan,,,semoga kita bersepuluh tetp mnjadi yang terbaik dengan ustadz konyol itu hhhhhh

    BalasHapus
  2. iya, trimakasih ya mba. semoga kita semua bisa sukses fiddin wa dunya wal akhiroh. amin
    hhhhhhh

    BalasHapus